Proses pembangunan tentu saja harus cermat dan tidak boleh melewatkan berbagai bagian agar tidak mudah rusak. Salah satu yang penting dalam proses pembangunan ini adalah dinding penahan tanah.
Dinding penahan tanah ini biasanya banyak ditemukan pada bangunan yang berada di lereng atau yang berada di dekat aliran air. Tujuannya tentu saja untuk menghindari adanya longsoran, abrasi, maupun erosi.
Dinding penahan tanah atau retaining wall system ini memiliki fungsi yang sangat banyak. Dinding penahan tanah adalah konstruksi yang di desain khusus untuk menahan pergerakan tanah akibat dari gaya tekanan lateral tanah ataupun air.
Baca juga: Harga Alat Press Body Motor Dan Biaya Press Body Di Bengkel
Fungsi Dinding Penahan Tanah
Ada berbagai fungsi yang diberikan dari adanya dinding penahan tanah ini. Apa saja fungsinya?
- Menahan tekanan lateral tanah, baik itu tekanan tanah pada kondisi diam, tekanan tanah aktif, dan tekanan tanah pasif.
- Menahan tekanan lateral air biasanya terjadi pada bendungan, waduk atau dam.
- Untuk mencegah terjadinya proses perembesan air secara lateral di bangunan. Hal ini terjadi karena kondisi elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Dalam hal ini juga berfungsi proses dewatering yaitu dengan memotong aliran air pada tanah.
Pembangunan dinding penahan tanah konstruksinya akan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai serta lokasi medan tempat dinding penahan tanah akan dibangun. Umumnya dinding penahan tanah digunakan untuk menahan tekanan tanah pada kolam tampungan retensi pond dan tebing slope.
Selain itu juga bisa dibangun pada timbunan embankment, konstruksi basement, konstruksi bendungan, konstruksi waduk, penahan transport sedimen pada sungai, dan sebagainya.
Aplikasi Dinding Penahan
Aplikasi dinding penahan sendiri telah banyak digunakan pada banyak kasus umumnya bertujuan untuk untuk mengubah lanskap suatu tempat. Dinding penahan yang paling banyak dipakai adalah tembok penahan konvensional.
Tembok ini biasanya terbuat dari konstruksi yang memakai bahan batu kali, batu bata, beton atau beton bertulang.
Namun seiring dengan kemajuan teknologi, maka konstruksi tersebut dibangun dengan teknologi baru semakin banyak ditemukan antara lain yaitu konstruksi dinding tanah bertulang yang ditemukan oleh Vidal pada tahun 1969.
Bangunan ini terdiri dari tulangan baja galvanis, tanah pengisi dan penutup permukaan. Pada konstruksi dinding tanah bertulang, tulangan tersebut dapat diganti oleh pemakaian geotextile.
Penggunaan Geotextile untuk Penahan
Geotextile merupakan geosintetik yang berupa lembaran serat sintesis tenunan dengan tambahan bahan anti ultraviolet. fungsi dari geotextile mempunyai kekuatan tarik yang cukup besar untuk menerima beban di atasnya. Geotextile terbuat dari bahan mentah polymer yang berbentuk serat-serat sintetik.
Polymer-polymer yang digunakan dalam produksi geosintetik dapat terbuat dari material-material polypropylene,polyster, polyethylene, atau polyamide (nylon).
Bahan propypropylene dan polyethelene mempunyai sifat yang lebih ringan dari air, sedangkan polyster mengabsorbsikan paling sedikit jumlah air. Semua bahan polymer ini mempunyai titik leleh yang tinggi.
Beberapa waktu belakangan, material ini banyak digunakan dalam pembangunan dinding penahan. Pembangunan retaining wall yang menggunakan material ini dinilai lebih kuat dan efisien,
Selain itu, dengan menggunakannya sebagai material perkuatan, material geosintetik sendiri dapat menghemat hingga 50% dibandingkan dengan bangunan struktur gravity wall konvensional. Selain geotextile Tipe material perkuatan yang biasa digunakan lainnya yang bs digunakan adalah geogrid, dan polyester strap.
Penggunaan yang mudah dari material ini tentu saja yang mendorong banyak orang menggunakan geotextile dan jenis geosintetik lain untuk dinding penahan. Dengan material yang kuat, tentu saja kualitasnya juga akan lebih baik.